INTROVERT VS. EKSTRAVERT

Ekstraversi dan introversi mungkin adalah gagasan tertua dalam sejarah teori kepribadian. Sejak lama telah diamati bahwa beberapa orang ekspresif, ramah, dan nyaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya - sementara beberapa orang lainnya pendiam, tenang, dan lebih nyaman dengan kesendirian. Seolah - olah ekstravert menikmati hubungan dengan dunia luar dan menjadi bersemangan dengan berkomunikasi dengan orang lain, dan introvert lebih memilih untuk mengandalkan diri sendiri dan dunia batin mereka sendiri bukan mencari rangsangan dari luar. Pikiran kita menentukan bagaimana kita melihat dan mendekati dunia luar, termasuk orang, benda dan kegiatan di dalamnya.

Sementara itu introversi dan ekstraversi sering digunakan sebagai wujud bakat sosial, perbandingan ini melibatkan lebih dari sekedar bagaiman orang menjadi ramah dan bagaimana orang bersosialisasi - meskipun keterampilan sosial merupakan bagian dari itu. Dalam maksud yang lebih luas, perbandingan pikiran menentukan tingkat interaksi dengan dunia luar; bagaimana seseorang bersosialisasi termasuk kedalamnya. Dalam beberapa hal, perbandingan ini adalah perbedaan kuantitas dan intensitas dari pengalaman dan kualitas atau kedalamannya.


Intovert

Orang yang dianggap ekstrovert tidak sensitif terhadap rangsangan luar dan harus mencari sendiri rangsangan untuk mendapatkan semacam keseimbangan fungsional dan melakukan sesuatu dengan baik. Introvert, dengan kata lain, lebih sensitif dan perlu untuk melarikan diri dari rangsangan yang sama agar lebih fungsional. Tidak seperti ekstravert, introvert dapat dengan cepat menguras cadangan energi mental mereka, dan mereka hanya akan mentolerir situasi seperti itu begitu lama sebelum mereka merindukan kesendirian dan ketenangan.

Ekstravert


Mari kita lihat beberapa contoh-contoh praktis. Dalam sebuah penelitian introvert secara signifikan lebih mungkin untuk menjadi sensitif terhadap suara dan warna-warna cerah, dan mereka juga sangat suka kesederhanaan dan  minimalis di lingkungan mereka ( terutama jika mereka mempunyai sifat pemikir ). Juga, mereka tidak mencari atau membutuhkan banyak rangsangan eksternal - saat berkomunikasi dengan orang lain adalah contoh paling jelas dari stimulasi tersebut, konsep ini juga meluas ke hal-hal seperti hobi, sikap politik dan bahkan kebiasaan makan atau minum. Contohnya, introvert lebih cenderung untuk tidak menyukai kopi dan minuman energi. 

Di sisi spektrum yang berlawanan, ekstrovert lebih tertarik untuk terlibat dalam lingkungan - orang dan benda-benda di sekitar mereka - dan mereka juga membutuhkan umpan balik dari lingkungannya. Mereka lebih enerjik dan bersedia untuk memimpin dalam banyak situasi, terutama dalam hal bersosial, dan mereka menikmati mendorong batas-batas dan menantang diri mereka sendiri dan orang di sekitar mereka. Orang dengan tipe kepribadian ekstrovert juga lebih mungkin merasa bahwa mereka dapat menangani tantangan kehidupan yang ada dalam hidup mereka. Jelas, apakah itu ternyata benar atau tidak tergantung pada banyak keadaan lain, tapi secara umum, ekstrovert cenderung lebih proaktif dalam menghadapi ( dan mengandalkan ) dunia di sekitar mereka. 

Pada akhirnya, penting untuk menunjukkan bahwa perbandingan pikiran tidak menentukan bagaimana introspektif dan reflektif kita - meskipun keduanya mungkin membingungkan. Ada ekstrovert yang introspektif dan Introvert yang non-introspektif. Terakhir, perbandingan ini adalah tentang berapa banyak stimulasi yang kita butuhkan dan dapat kita serap dari lingkungan kita, bukan tentang apa yang terjadi di dalam pikiran kita setelah itu.
 

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Satriya Umbu

Mahasiswa Geografi Lingkungan UGM 2016.

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar