BERPIKIR VS. PERASAAN

Perbandingan sifat atau pembawaan menentukan bagaimana kita membuat keputusan dan mengatasi emosi. Walaupun kita semua memiliki perasaan, ada perbedaan yang signifikan dalam bagaimana kita bereaksi terhadap perasaan tersebut dan peran apa yang dimainkan perasaan itu dalam hidup kita. Hal ini kemudian memengaruhi sejumlah area lainnya, terutama yang berkaitan dengan interaksi kita dengan orang lain.

Orang yang cenderung berpikir mengandalkan logika dan argumen yang rasional, llebih mengandalkan kepala mereka daripada hati mereka. Mereka melakukan yang terbaik untuk menjaga emosi mereka, melindungi emosi mereka dari dunia luar dan memastikan bahwa emosi mereka tidak terlihat dengan jelas. "Apapun yang terjadi, anda harus tetap menjaga kepala tetap dingin" - ini adalah motto dari tipe "berpikir". Namun, ini tidak berarti bahwa jenis ini berdarah dingin dan acuh tak acuh. Orang dengan sifat "berpikir" juga sering emosional seperti orang dengan yang cenderung mengedepankan perasaan - tetapi orang dengan sifat "berpikir" cenderung untuk mengatasi itu dan mengesampingkan perasaan mereka dengan logika rasional mereka.

Berpikir


Sebuah contoh yang baik adalah sikap kelompok - kelompok ini terhadap kegiatan amal, yang sudah diteliti dibeberapa penelitian. Orang yang mengedepankan pikirannya secara signifikan lebih sedikit memberikan dalam kegiatan amal atau tersentuh oleh daya tarik emosional mereka - tetapi, bukankah ini menandakan mereka tidak mau membantu? Belum tentu - itu menandakan orang dengan sifat "berpikir" tidak percaya bahwa dengan memberi ke kegiatan amal adalah cara terbaik untuk membantu. Mungkin mereka memiliki kemauan untuk membantu orang lain, tetapi mereka mungkin mencari cara yang berbeda - seperti investasi di bidang pendidikan untuk yang kurang beruntung, contohnya.

Perasaan


Sebaliknya, orang yang cenderung mengandalkan perasaannya mengikuti hati dan emosi mereka dan tidak akan menutupinya. Dari sudut pandang mereka, kita tidak perlu takut untuk mendengarkan perasaan terdalam kita dan membaginya dengan dunia - individu ini cenderung memiliki rasa iba, sensitif,  dan sangat emosional. Mereka lebih suka bekerja sama daripada bersaing, meskipun itu akan menjadi kesalahan besar melihat bahwa tipe yang mengandalkan perasaan naif dan mudah terpengaruh - justru sebaliknya mereka cenderung berjuang mati-matian untuk apa yang mereka percaya. Untuk banyak orang yang mengedepankan perasaan, prinsip-prinsip dan cita-cita mereka jauh lebih penting daripada, katakan saja, kesuksesan profesional. Atau, dengan kata lain, jenis logika yang berbeda, berakar dalam penilaian dari perasaan orang lain - sebuah keputusan yang membuat orang lain lebih senang setara dengan sebuah keputusan yang membuat sesuatu lebih cepat dikerjakan.

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Satriya Umbu

Mahasiswa Geografi Lingkungan UGM 2016.

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar